Wednesday, July 7, 2010

Mengubah Musuh di Kantor Menjadi Sekutu

Sering merasa disabotase rekan kerja? Jangan diam saja, ini yang bisa Anda lakukan!




Anda mungkin pernah mengalami ketika semua yang dilakukan seolah disabotase oleh seseorang. Hal ini bisa terjadi berulang-ulang sehingga Anda berkesimpulan bahwa orang tersebut menjadikan diri Anda sebagai musuh. Tentu suasana kerja akan sangat tidak nyaman jika demikian adanya.

Ada beberapa hal mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi secara umum bisa dikarenakan orang tersebut berkeyakinan bahwa Anda tidak menyukainya. Persepsi ini demikian melekat di pikirannya, bisa jadi karena tindakan Anda mungkin tanpa disadari telah menyinggungnya.

Atau, bisa juga karena sifat negatif dalam dirinya, seperti terlalu sensitif atau negative thingking, sehingga perkataan maupun perilaku Anda yang sebetulnya tidak memiliki tendensi apa-apa, diartikan berbeda, dan dia sakit hati karenanya. Berikut ini adalah tips untuk memperbaiki kondisi tersebut:

• Bangun rasa suka yang tulus
Pernahkan mengalami, ketika Anda membenci seseorang namun orang tersebut malah menyukai dan menghormati Anda? Bagaimana perasaan Anda setelah mengetahui hal tersebut? Ya, itulah yang harus Anda lalukan! Jika ada orang yang jelas-jelas tidak menyukai Anda, perlihatkan rasa suka dan hormat yang tulus kepadanya, dan untuk ini Anda hanya perlu memandang sisi positif orang itu. Niscaya rasa tak suka orang itu kepada Anda akan hilang seketika.

• Seni mendengarkan
Dengarkan apa yang dia katakan dengan baik. Harus diakui, 'benar-benar' mendengarkan bukanlah perkara mudah, karena untuk dapat berbuat seperti ini Anda butuh empati yang tinggi terhadap orang lain.

Lakukan praktek sederhana ini; jika ketika Anda sedang mengobrol dengan seseorang tiba-tiba telepon genggam Anda berdering, Anda boleh melirik sedikit ke ponsel, lalu meneruskan dialog dengannya. Umumnya, lawan bicara akan mempersilahkan Anda menggangkatnya, dan kalaupun Anda mematuhi sarannya, itu hal yang lumrah.

Tapi, bayangkan reaksi teman bicara Anda jika Anda justru mengatakan begini; “Ah, panggilan ini tidaklah penting. Saya lebih tertarik berdiskusi dengan Anda”. Bisakah Anda bayangkan bagaimana perasaannya? Inilah kehebatan seni mendengarkan yang membuat lawan bicara Anda begitu tersanjung dan akhirnya akan lebih menghargai Anda.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dengan implementasi yang berkualitas (Quality Implementation /QI).

No comments: