Wednesday, July 21, 2010

Pernikahan Tanpa Seks, Apa Penyebabnya?

Ada enam alasan mengapa pasangan mengesampingkan seks dalam kehidupan rumah tangga mereka




Walaupun terikat dalam hubungan pernikahan, sebagian pasangan mengakui tidak lagi berhubungan seks teratur dalam kehidupan sehari-hari. Statistik di Amerika Serikat menyatakan 40 juta pasangan suami-istri memiliki hubungan seks yang dingin. Lebih dari setengah pasangan mengaku tidak berhubungan intim minimal tiap minggu selama satu tahun terakhir.

Sejumlah pasangan berusia di atas 40 tahun mengatakan perubahan fisiologi mempengaruhi keintiman seksual mereka. Bagi yang lain, keintiman berakhir saat kelahiran anak atau akibat kebosanan. Menurut pakar seks Dr. Adam Sheck, ada enam alasan mengapa pasangan mengesampingkan seks dalam kehidupan rumah tangga mereka seperti dikutip dari Yourtango.

1. Tidak ada komunikasi seks
Banyak pasangan merasa tidak nyaman berbicara tentang seks satu sama lain. Umumnya pasangan ini memiliki masalah komunikasi dalam hubungan mereka.

2. Tidak saling memahami
Aktivitas seksual pada umumnya bergerak melalui tahapan keinginan, gairah, plateu, klimaks dan relaksasi. Namun, banyak pasangan tidak mengerti bagaimana memanfaatkan pengetahuan tentang seks untuk saling memuaskan satu sama lain.

3. Penggunaan obat antidepresan
Mayoritas obat-obatan antidepresan memiliki efek samping yang menurunkan gairah seksual baik pada pria maupun wanita.

4. Kurang tidur
Kekurangan tidur akan mempengaruhi tingkat energi termasuk berhubungan intim . Perubahan suasana hati akibat kelelahan dan kurang tidur juga berdampak pada keinginan berhubungan intim.

5. Efek penuaan
Semakin menuanya usia seperti masuknya usia menopause dan disfungsi ereksi menjadi lebih umum terjadi. Semakin tua usia seseorang, gairah melakukan hubungan seksual secara umum makin menurun.

6. Gangguan seks dianggap hanya masalah individu, bukan pasangan
Tidak adanya komunikasi sering mengakibatkan adanya rasa malu dan bersalah kepada salah satu pihak. Tak jarang, gangguan kesehatan yang berkaitan dengan seks hanya dianggap masalah satu orang, bukan pasangan.

Dr Sheck menyarankan agar pasangan lebih terbuka bila terdapat tanda-tanda adanya masalah dalam hubungan. Komunikasi dua arah sangat penting mengatasi masalah secara umum maupun seksual. Apabila gangguan dalam hubungan intim tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pasangan, bantuan tenaga profesional lebih menjanjikan solusi.

No comments: