Friday, July 9, 2010

Waktu Terbaik Bermesraan Bagi Pasangan Sibuk

Jika Anda suami sama-sama bekerja, kapan waktu terbaik bisa bersama dan merasa relaks?




Jika Anda suami sama-sama bekerja, kapan waktu terbaik untuk bisa bersama dan merasa relaks? Jawabannya, pukul 20.44 alias pukul 8 lewat 44 malam. Hal itu menurut penelitian yang dilakukan tim dari Lancaster University Management School, Inggris.

Dari studi yang dilakukan pada 3.000 orang, diketahui rata-rata pasangan sudah mulai merasa santai ketika pukul 20.05. Tetapi, dibutuhkan waktu sekitar 39 menit meredakan stres dan menjernihkan pikiran dari beban pekerjaan.

Menurut penelitian, tekanan dari jam kerja yang panjang juga membuat pasangan menikah menghabiskan waktu berkualitas bersama kurang dari 75 menit. Tim yang terdiri dari psikolog dan konselor mengatakan kesibukan menyelesaikan pekerjaan kantor dan rumah tangga dalam gaya hidup modern memicu tingginya tingkat perceraian.

"Hal itu normal. Maksud saya abnomral tetapi menjadi normal dalam kehidupan sosial kita, yaitu jam kerja yang panjang," kata Profesor Cary Cooper, ahli kesehatan dan psikologi di Lancaster University Management School, seperti dikutip dari Times Of India.

"Efeknya adalah kualitas hidup menurun. saat Anda merasa fit sebagai individu, waktu lainnya akan difokuskan pada hubungan," tambahnya.

Kesibukan membuat pasangan sekadar terlibat dalam diskusi taktis. Seperti siapa yang akan menjemput anak-anak atau yang akan membawa mobil dan tidak berbicara secara emosional. Hal ini menurut Cooper, bisa memicu perpisahan dan perceraian.

Penelitian juga menunjukkan, ada perbedaan yang sangat jelas antara cara-cara pria dan wanita meredakan stres setelah bekerja. Enam dari sepuluh wanita akan menyiapkan makan malam dan perbandingannya pria hanya tiga dari sepuluh. Lalu, empat dari sepuluh wanita kemudian mencuci piring atau mencuci pakaian.

Wanita juga bertanggungjawab untuk mengurus administrasi rumah. Seperti mengatur uang sekolah, mengisi formulir atau memeriksa email. Sedangkan pria lebih suka untuk membantu anak-anak mengerjakan PR - 17 persen ayah dan 13 persen ibu - karena wanita sibuk dengan pekerjaan rumah tangga.

Tujuh di antara sepuluh wanita melakukan lebih banyak melakukan pekerjaan rumah daripada pria. Sebanyak 66 persen pria mengakui, mereka merasa lebih santai dari pasangannya.

Veronica Hansmann, seorang psikoterapis mengatakan jam kerja yang panjang serta pembagian tuga rumah tangga yang tidak adil akan menimbulkan tekanan dalam sebuah hubungan.

"Itu tergantung dari tiap pasangan. Pada banyak kasus, pekerjaan rumah tangga juga telah dibagi secara merata di antara pasangan. Apa yang lebih penting adalah untuk berkomunikasi. Ini bisa bergantung pada bagaimana Anda berbicara tentang hal-hal praktis. Bukan selalu tentang apa yang dibicarakan tapi tentang bagaimana membicarakannya. Apakah Anda benar-benar berkomunikasi satu sama lain atau berbicara seperti robot," kata Hansmann.

No comments: