Hati-hati, saat daya tahan menurun, anak akan lebih rentan terserang alergi.
Hati-hati, memberi makanan pada bayi dan anak-anak. Sebab, jika daya tahan tubuh menurun, anak rentan terserang alergi.
Dalam lima dekade terakhir, di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia penyakit sistem daya tahan tubuh seperti alergi makin meningkat. Prevalensi alergi saat ini berkisar antara 20-30 persen atau meningkat sebanyak 4-5 kali lipat dibanding awal tahun 60-an yang prevalensinya kurang dari 5 persen.
Kepala Divisi Pediatric Gastroenterology and Hepatology dari Ludwig Maximilians University Munich, Jerman, Professor Sibylle Koletzko, mengungkapkan, saat ini bahan yang dapat mencetuskan alergi sangat bervariasi. Antara lain, makanan, debu, bulu hewan, serbuk sari, dan kutu tungau.
Namun, di beberapa negara kawasan Asia Tenggara, susu sapi dan telur merupakan pencetus alergi paling utama. Bahkan, susu sapi menjadi pencetus alergi nomor satu di Hong Kong dan Malaysia.
“Untuk Indonesia, lima besar makanan pencetus alergi pada anak-anak adalah kelompok crustacea (kepiting, udang), kacang, makanan hasil laut, telur serta susu sapi. Untuk itu, sangat penting bagi orangtua untuk mengetahui jenis makanan yang dapat mencetuskan alergi anak,” kata Sibylle saat ditemui di acara Media Gathering dengan tema 'Alergy and Immunity' di Hotel Mandarin, Selasa 6 Juli 2010.
Menurutnya, cara terbaik mencegah terjadinya alergi yakni menghindari beberapa makanan pemicu alergi. Meski belum dapat dijelaskan faktor-faktor penyebab alergi, namun beberapa penelitian menunjukkan, faktor genetik, pola makan, gaya hidup, lingkungan, paparan asap rokok selama kehamilan dan periode satu tahun pertama merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi pada anak.
“Dari faktor genetik, anak yang lahir dari orangtua yang memiliki alergi juga berisiko terkena alergi dengan frekuensi risiko mencapai 40-80 %,” katanya melanjurkan.
Namun, Ketua Divisi Alergi dari FKUI, Dr Zakiudin Munasir, Sp.A (K) menyatakan, saat ini alergi bukan saja menyerang anak yang memiliki keturunan atau riwayat hidup alergi. Bahkan balita dan anak-anak yang tidak memiliki riwayat kelurga alergi, kemungkinan juga bisa mengalami alergi.
“Kalau tidak ada riwayat alergi tetap bisa kena, namun persentasenya kecil 5-15 persen,” katanya menambahkan.
Untuk itu, segera cegah alergi dengan memberikan makanan dan minuman yang tepat bagi bayi dan anak-anak. Apalagi alergi kini merupakan salah satu masalah utama di abad 21 dan diprediksi akan memburuk seiring berjalannya waktu. Jadi, sudah saatnya Anda lebih cermat memberi makanan pada anak.
No comments:
Post a Comment