Wednesday, July 21, 2010

Mengapa Orang Bisa Meninggal Saat Tidur

Pada kondisi apa seseorang bisa meninggal dalam tidur, dan apa penyebabnya?




Mungkinkah orang meninggal saat tidur, meski tidak menderita penyakit serius? Faktanya, mungkin saja. Walaupun tubuh dalam kondisi prima dan sehat, orang bisa menghembuskan napas terakhir dalam tidur, seperti dikutip dari laman Methode of Health.

Lalu, dalam kondisi apa seseorang bisa meninggal saat tidur, dan apa penyebabnya?

Bisa terjadi pada bayi
Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS) adalah topik yang menakutkan bagi calon ibu dan ibu baru.Menurut American Academy of Pediatric (AAP), SIDS didefinisikan sebagai, kematian bayi yang tiba-tiba. Kondisi ini biasanya rentan terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun.

Di Amerika Serikat 2500 kasus SIDS terjadi setiap tahunnya. Sebagian besar kasus SIDS berkaitan dengan posisi tidur bayi. Karena itu, Anda perlu memperhatikan beberapa petunjuk berkaitan dengan risiko bahaya yang dihadapi oleh bayi saat tidur. Seperti, kehabisan napas, tergencet, tercekik, dan jatuh.

Faktor risiko utama SIDS adalah posisi tidur bayi yang tengkurap. Beberapa peneliti memiliki dugaan bahwa posisi tengkurap memberikan tekanan pada rahang bayi, sehingga mempersempit jalan napas bayi.

Untuk mencegah hal ini terjadi, baringkan bayi dalam posisi terlentang, wajah menengadah ke atas. Dan, usahakan bayi tidur dalam boks yang tidak dipenuhi mainan. Jangan meletakkan bantal, boneka, selimut berbulu, atau alat lain di tempat tidur bayi.

Gangguan tidur mematikan
Sleep apnea atau henti napas sejenak saat tidur akibat terganggunya saluran pernapasan ternyata bisa berakibat fatal, yakni kematian akibat berkurangnya oksigen pada tubuh.

Penelitian terkini menunjukkan sleep apnea meningkatkan risiko kematian dini pada orang dewasa dan manula. Hal ini terjadi karena penderita sleep apnea mengalami gangguan sumbatan pernapasan saat tidur hingga bisa terjadi henti napas. Gejala ganggun ini yang paling mudah dikenali adalah tidur mendengkur.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Dr.Naresh Punjabi, dari John Hopkins University School of Medicine, Baltimore, AS, gangguan tidur ini meningkatkan risiko kematian hingga 40 persen. Sleep apnea menyebabkan jumlah oksigen yang beredar dalam tubuh berkurang sehingga jantung bekerja lebih keras. Hal ini jika berlangsung berkepanjangan bisa memicu serangan jantung atau stroke.

Penderita sleep apnea seringkali tidak menyadari gangguan tidur ini. Akibatnya, meski sudah merasa tidur lama, namun saat bangun tidak merasa segar dan mengantuk di siang hari. Jika Anda sering mengalami keluhan ini, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

No comments: