Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8 % dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal (140/90 mm Hg atau lebih).Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI bahkan menunjukkan prevalensi hipertensi nasional sebesar 31,7%.
“Hipertensi merupakan bahaya diam-diam yang bisa mematikan. Karena, tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini. Bahkan banyak orang merasa sehat dan energik bisa menyimpan gejala hipertensi. Berdasarkan Riskesdas 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis,” kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Tjandra Yoga Aditama.
Hipertensi bukan saja penyakit mematikan, tapi juga pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke. Meski demikian, hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah, tentunya dengan upaya perbaikan gaya hidup dan mengatasi faktor risikonya.
“Upaya-upaya ini tidak hanya ditujukan untuk orang sehat, tapi juga kelompok risiko tinggi maupun pasien hipertensi itu sendiri,” katanya.
Caranya yakni :
- Pertahankan berat badan ideal. Atur pola makan, antara lain tidak mengonsumsi makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan sayur
- Olahraga teratur. Sedapat mungkin atasi stres dan emosi
- Hentikan kebiasaan merokok
- Hindari minuman beralkohol
- Periksa tekanan darah secara berkala. Dan lakukan pengecekan ulang minimal setiap 2 tahun untuk kelompok nomotensi dan setiap tahun untuk kelompok pre hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-90mmHg dan
- Bila diperlukan konsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah serta makan secara teratur.
No comments:
Post a Comment