Monday, July 12, 2010

Goda Si Dia dengan Aroma Tubuh Alami

Aroma tubuh alami wanita bisa bisa jadi daya tarik di mata pria.




Wanita harus berpikir ulang untuk menyemprotkan parfum favorit sebelum bertemu dengan kekasih atau pria incaran. Penelitian yang dipublikasi dalam "Journal Psychological Science", yang vivanews kutip dari MSNBC, mengungkap aroma tubuh alami wanita bisa bisa bisa jadi daya tarik di mata pria.

Diketahui, hormon testosteron pria meningkat ketika mencium aroma tubuh alami wanita yang sedang dalam proses ovulasi. Hormon testosteron ini berpengaruh pada hasrat seksual dan ketertarikan pria pada seorang wanita.

Selama sepuluh tahun, para psikolog telah mengetahui ada perubahan pada sikap wanita saat mengalami proses ovulasi. Wanita akan cenderung lebih menarik, dan bersikap menggoda serta sering fantasi seksual dan memilih pria yang sangat maskulin.

Proses ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang dari dalam rahim, yang kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya.

Dalam survei diketahui, pria lebih tertarik pada wanita yang sedang dalam proses ovulasi. Hal ini diketahui dari penelitian yang mengukur respon pria dan sinyal kimia tertentu. Pria dihadapkan dalam dua kondisi, pertama diberikan kaus putih yang telah digunakan empat wanita, saat tidur, selama tiga hari. Kondisi kedua diberikan kaus yang masih baru, belum pernah dipakai siapapun.

Setelah itu, level testosteron pria tersebut diukur. Dari pengukuran diketahui pria yang mengendus kaus wanita yang sedang berovulasi, hormon testosteronnya naik 37 persen, dibandingkan pria yang mengendus kaus wanita yang sedang tidak dalam proses ovulasi. Sedangkan, pria yang mengendus kaus wanita yang sedang berovulasi hormon testosteronnya naik 15 persen, dibandingkan pria yang mengendus kaus yang belum terpakai.

"Ada kemungkinan tingkat estrogen pria meningkat saat mengendus aroma wanita yang sedang dalam proses ovulasi. Kemungkinan bahwa penginderaan kimia yang naik turun tergantung pada jumlah estrogen," kata Jim Roney, peneliti dari University of California, AS, seperti VIVAnews kutip dari MSNBC.

No comments: