Studi terbaru menjelaskan, jawabannya sangat berbeda antara pria dan wanita.
Perselingkuhan selalu membawa perasaan cemburu, kemarahan dan sakit hati bagi pasangan. Manakah yang paling buruk, berselingkuh secara emosional atau seksual?
Studi terbaru menjelaskan, jawabannya sangat berbeda antara pria dan wanita. Seorang pria lebih marah ketika istrinya memiliki hubungan seksual dengan orang lain. Sementara wanita merasa dikhianati saat suaminya memiliki hubungan emosional dan jatuh cinta pada wanita lain.
Psikolog Kenneth Levy seperti dikutip Live Science, kecenderungan pengaruh selingkuh sangat dipengaruhi gender.
Bagi seorang pria, perselingkuhan seksual berdampak lebih buruk karena ia harus waspada apakah istrinya hamil dari perselingkuhan. Sedangkan bagi wanita, perselingkuhan emosional lebih buruk karena istri memerlukan pasangan untuk membantu membesarkan anak-anak mereka.
Itulah sebabnya, pria lebih cenderung merasa bersalah apabila berselingkuh secara seksual dan sebaliknya wanita merasa berdosa jika ia berselingkuh secara emosi.
Secara spesifik, dari studinya terhadap 400 orang pria dan wanita seperti dimuat dalam Psychological Science, Levy menemukan bahwa ada dua alasan psikologis saat berselingkuh.
Pertama, seorang yang acuh dan biasanya tipe orang mandiri. Mereka lebih mementingkan kebebasan dan mengesampingkan hubungan dengan pasangan. Orang seperti ini menggunakan perselingkuhan sebagai pertahanan diri agar merasa tidak rapuh. Kedua, orang yang mencari rasa nyaman. Orang seperti ini biasa melihat hubungan dari rasa nyaman dan lebih mungkin terlibat perselingkuhan emosional.
No comments:
Post a Comment