Sentuhan keras dan halus tercermin dalam ekspresi sehari-hari.
Sentuhan memengaruhi suasana hati dan cara menilai lingkungan. Berdasar studi yang dipublikasikan di Jurnal Science, penerima sentuhan lembut cenderung lebih bahagia dan murah hati. Sebaliknya, sentuhan keras cenderung membuat seseorang semakin egois dan agresif.
Studi dilakukan dengan memberikan sentuhan kepada sejumlah responden. Eksperimen pertama mengungkap, responden yang menerima jigsaw puzzle kasar mudah memicu permusuhan saat berinteraksi dengan orang lain. Sementara interaksi yang melibatkan jigsaw halus membuat para pelakunya bertindak lebih santun.
Sedangkan eksperimen kedua mengungkap, orang yang duduk di kursi dengan alas keras cenderung kurang mau berkompromi atau bernegoisasi, dibandingkan orang yang duduk di kursi lembut dan nyaman.
"Pikiran sangat terkait dengan tubuh kita. Sejak bayi, manusia telah mampu merasakan bahwa kehangatan fisik adalah sesuatu yang menenangkan," kata Profesor John Bargh, psikolog sosial dari Universitas Yale Amerika, seperti dikutip dari laman Telegraph.
Sejak bayi, manusia telah mengembangkan konsep fisik seperti kekasaran, kekerasan, dan kehangatan. Studi juga menunjukkan bagaimana seseorang mengembangkan ide mengenai orang lain serta mengartikannya melalui senyuman hangat atau sinis.
Sentuhan keras dan halus, menurut ahli, tercermin dalam ekspresi sehari-hari termasuk bahasa yang digunakan. "Pengalaman terhadap hal ini tidak hanya mempengaruhi fisik dan persepsi, tetapi mempengaruhi perilaku kita terhadap orang lain," ujar Prof Bart.
No comments:
Post a Comment